ndahduwi

Endah Dwi Adhiani's Blog

love u my mate [2]

3 Comments

KI KWANG POV

Ini sudah 5 menit menuju bel masuk berbunyi. Tapi bangku di sampingku masih kosong. Kemana anak itu? Apakah ia sakit? Kenapa ia tak mengabariku? Aisshhh! Ini pasti gara-gara kemarin!

Tak lama bel masuk berbunyi, dan kini guru mata pelajaran pertamaku sudah masuk. Songsaenim terus berbicara di depan tapi aku tak bisa fokus. Aku benar-benar takut, aku takut ia melakukan seperti apa yang dilakukan So Hyun. Itu semua menjadi trauma tersendiri bagiku. Aku memutuskan mencoba menghubungi nya melalui sms, karena tak mungkin aku menelepon ditengah pelajaran seperti ini.

“tak ada yang boleh menggunakan handphone saat jam pelajaran berlangsung!”

“ah! Shit! Songsaenim memergoki ku” ucapku dalam hati

“kalau kau tidak mau ikut pelajaran ini lebih baik kau keluar ki kwang-ssi” semua mata dikelas ini langsung menatap kearahku.

“ani.. jwoseonghamnida songsaenim”

Aku mencoba focus dengan pelajaran, tapi tetap saja pikiranku sedang tak bisa diajak kompromi. Aku terus memikirkan Gyeoul.

“songsaenim..” songsaenim yang sedang menuliskan sesuatu di papan tulis spontan menoleh kearahku.

“apalagi ki kwang-ssi?”

“saya izin ke toilet”

“silahkan..”

“kamsahamnida songsaenim”

Aku pun buru-buru keluar dari kelas. kalau kubilang aku izin ke kamar mandi tentu saja aku berbohong karena aku sama sekali tidak ingin buang air kecil ataupun besar. Hanya satu tujuanku saat ini, aku ingin mencari Gyeoul. Aku bergegas menuju ke belakang sekolah, aku nekat memanjat tembok itu untuk kabur dari sekolah ini. dan Hup! Aku berhasil.

Sekarang tujuan utama ku adalah rumah Gyeoul.

Rumah itu terlihat sepi, jelas saja Gyeoul hanya tinggal dengan orang kepercayaan dari orang tua nya yang saat ini bekerja diluar kota.

Aku mencoba memencet bel yang menempel di tembok rumah itu. Tak lama seorang wanita paruh baya yang sudah ku kenal baik keluar membukakan pintu untukku.

“ki kwang-ah?” aku hanya membungkuk sambil tersenyum “ada apa kau kesini? Bukankah kau seharusnya sekolah?”

“aku mencari gyeoul, ahjumma.. apakah ia dirumah?” aku tak menjawab pertanyaan dari perempuan yang ku tau bernama Lin itu. Karena tak mungkin bila aku jujur katakan aku kabur dari sekolah.

“gyeoul? Bukankah ia ke sekolah? Tadi dia pamit padaku untuk ke sekolah”

“dia tidak ada disekolah ahjumma”

“apa kau bilang? Dia tidak ke sekolah?”

“apakah  semalam ia tidak berbicara sesuatu padamu?”

“aniyo.. sebenarnya apa yang terjadi ki kwang-ah?”

“ahjumma.. kau jangan panik. biar aku coba cari Gyeoul! Kau tenang saja, nanti kalau ada sesuatu aku akan cepat kabarkan padamu”

“kau hati-hati ki kwang-ah.. cepat kabari aku..”

“nde.. aku pergi dulu”

Aku dengan cepat kembali kerumah untuk mengambil motor ku, agar lebih efisien baik waktu ataupun tenaga.

“kau dimana Gyeoul-ah!” aku mengacak rambutku frustasi. Aku sudah kehabisan akal mencari keberadaan Gyeoul. Sudah 3 jam aku berkeliling dan tidak menemukan titik terang sedikitpun. Trauma kepergian So Hyun selalu terngiang-ngiang di pikiranku. Aku benar-benar takut saat ini. aku takut Gyeoul benar-benar dengan perkataan nya kemarin ingin menyusul So Hyun. Oh Tuhan! Kumohon jaga dia!

Ah! Ada satu tempat yang belum aku datangi! Aku yakin ia pasti disana!

GYEOUL POV

“ahjumma.. aku ambil bunga yang ini.. ini uangnya..”

“ini kembaliannya Agashi.. kamsahamnida..”

“nde.. kamsahamnida ahjumma..”

Aku memutuskan untuk membolos sekolah hari ini. aku ingin mengunjungi pemakaman So Hyun. Aku merindukan sahabatku itu. Sebenarnya aku merasa bersalah pada Lin Ahjumma karena telah berbohong. Aku takut ia melaporkanku kepada amma dan appa kalau aku membolos sekolah. Bila aku pulang tepat dengan jam pulang sekolah pasti tidak akan ada masalah.

Kini aku sudah ada di depan makan So Hyun. Kuletakkan bunga yang baru saja ku beli disana. Ku bersihkan daun-daun yang mengotori persinggahan terakhir salah satu orang yang ku sayangi itu.

“annyeong So Hyun-ah! Bagaimana keadaan mu sekarang?” tentu saja tak akan ada jawaban. “aku sangat merindukanmu.. kau tau.. sejak kepergianmu banyak sekali hal yang terjadi.. seandainya saja kau masih ada..”aku terdiam sebentar, menghela nafas menahan tangisan yang ingin keluar, sejak semalam aku sudah berjanji tidak akan menangis lagi dan akan menjadi lebih kuat. “So Hyun-ah.. ternyata Jong Woon oppa itu tak sebaik yang kita pikir.. kupikir semua lelaki di dunia ini sama saja, apakah kau berpikir seperti itu?” lagi-lagi aku seperti bicara pada angin. Aku terdiam beberapa saat karena aku sudah tak punya bahan untuk dibicarakan. Tiba-tiba aku teringat Ki Kwang. “oh ya.. So Hyun-ah.. ki kwang marah padaku.. sepertinya perkataan ku telah melukainya waktu itu.. aku ingin sekali meminta maaf padanya.. tapi aku belum berani menampakan diriku dihadapannya.. apakah menurutmu ia akan memaafkan ku?”

“tentu saja aku akan memaafkanmu, meskipun kau tak memintanya” tiba-tiba seseorang memeluk ku dari belakang. Aku tau pemilik suara itu. Aku mengenalnya. Bahkan sangat mengenalnya.

KI KWANG POV

Ternyata benar dugaan ku. Ia benar ada disana. Aku menghela nafas lega saat kulihat ia dalam keadaan baik-baik saja. Bahkan ia sudah tak menangis lagi. Tuhan.. terima kasih telah menjaganya. Langsung saja aku menghampiri sosok itu. Tak sabar ingin memeluknya dan tak akan melepaskannya sebegai balasan karena telah membuatku khawatir.

“oh ya.. So Hyun-ah.. ki kwang marah padaku.. sepertinya perkataan ku telah melukainya waktu itu.. aku ingin sekali meminta maaf padanya.. tapi aku belum berani menampakan diriku dihadapannya.. apakah menurutmu ia akan memaafkan ku?” ku dengar ia membicarakan ku dengan So Hyun.

“tentu saja aku akan memaafkanmu, meskipun kau tak memintanya” langsung saja ku peluk tubuh itu dari belakang. Ia pun tidak memberontak. Seperti sudah tau siapa yang memeluk tubuhnya.

“maafkan aku ki kwang-ah”

“sudah ku katakan aku pasti akan memaafkanmu, lagipula tak ada yang harus dimaafkan, sedikitpun aku tak pernah marah padamu” ia membalikkan badannya dan tersenyum melihatku. “kau tersenyum?” aku sangat bahagia melihatnya mampu tersenyum kembali. Kedekap lagi tubuhnya dalam pelukanku seolah tak ingin sedetikpun melepaskannya.

“aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak menangis lagi” ucapnya dalam pelukanku

“tetaplah seperti itu, tetaplah tersenyum gyeoul-ah” ucapku “jangan pernah pergi tanpa memberi kabar lagi, jangan membuatku khawatir lagi, arraseo?” kulepaskan pelukanku padanya.

“arraseo.. mianhae ki kwang-ah” jawabnya

“aku menyayangimu gyeoul-ah” ucapku sambil menariknya lagi dalam pelukanku

“aku juga menyanyangimu Lee Ki Kwang sahabatku”

“sahabat?” ucapannya refleks membuatku melepaskan pelukanku padanya

“nde.. wae.. ada yang salah?”

“ah.. aniyo.. sahabat.. ya.. ya.. sahabat..hehe..”

“kau aneh ki kwang-ah! Ayo kita pulang.. sebelum Lin Ahjumma tau aku berbohong”

“Lin Ahjumma sudah tau”

“mwo? Darimana ia bisa tau?”

“tadi aku kerumah mu?”

“chinca? Ahh.. ottokae?”

“rasakan! Hahaha..” kulihat ia merengut dan itu lucu sekali

“kau kenapa menggunakan seragam? Kau kabur dari sekolah?”

“hehe” jawabku sambil menggaruk kepala ku yang tak gatal

“dasar.. murid berandalan.. ahahahah”

Drrttt.. drrtt..

“jankanman.. ada telepon masuk”

“nugu?”

“wali kelas kita” aku pun mengangkat telepon dari Park Songsaenim selaku wali kelas kami. Pasti ini semua ada hubungannya dengan kaburnya aku dari sekolah

“wae?” Tanya Gyeoul padaku sesaat setelah menutup telepon

“skors 1 minggu”

“ahhh.. rasakan!”

“hyak! Ini semua gara-gara kau tau!” lalu ia pun lari sambil tertawa terbahak-bahak. Aku bahagia, bahkan sangat bahagia melihatnya tertawa kembali skors 1 minggu tak ada bandingannya bila balasannya aku mendapakan senyuman Gyeoul kembali. “So Hyun-ah.. kau lihat kelakuan sahabatmu itu? Benar-benar menyusahkan! ia juga tak juga mengerti sinyal-sinyal yang aku berikan padanya.. sungguh pabo sahabatmu itu So Hyun-ie! Bantu aku So Hyun-ah.. beritau padanya aku menyayanginya lebih dari seorang sahabat.. Aku pulang.. baik-baik disana.. annyeong!” ucapku sebelum meninggalkan makam So Hyun dan menyusul Gyeoul yang lebih dulu meninggalkanku.

To be continue..

Ahahahah..

kependekan yak??

maap yak..

Sebenernya bentar lagi abis inih..

lg males ngedit.. hehe..
ditunggu yak..

annyeong..

Author: ndahduwi

aku seorang hamba.. aku seorang umat.. aku seorang anak.. aku seorang kakak.. aku seorang adik.. aku seorang saudara.. aku seorang sahabat.. aku seorang teman.. aku seorang bidan.. aku calon seorang istri.. aku calon seorang ibu.. dan.. aku akan kembali pada-Nya..

3 thoughts on “love u my mate [2]

  1. kekeeke~~
    ini berapa lembar word a4 ndah?
    lanjooottt..

  2. agak roaming ndaah. heuheu..

    tapi bisa lah ngerti dikit-dikit,
    btw ini lanjutan yang pertama atau beda lagi??? XD

    ditunggu kelanjutannya 🙂

  3. manah manah lanjutannyah…

Leave a comment